Jakarta – Indonesia akan menjadi tuan rumah Asia Pacific Satellite (Apsat) Conference 2006. Berdasar keterangan resminya, Sabtu (6/5/2006), acara itu akan berlangsung di Hotel Le Meridien Jakarta sejak 29 hingga 31 Mei 2006. Konperensi Apsat sendiri sudah berlangsung selama 30 tahun, dan kini untuk yang kelima kalinya Indonesia menjadi tuan rumah.Dalam acara jumpa pers beberapa waktu lalu, Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), Tonda Priyanto mengharapkan ajang Apsat 2006 yang bertema ‘The Role of Satellite in the Competitive Multimedia Business’, bisa memberi masukan bagi pemerintah dalam menetapkan regulasi dari aspek bisnis, teknolologi, dan layanannya.”Ketiga aspek itu akan berkembang terus seiring dengan berjalannya waktu. Oleh sebab itu, kita harap dengan ajang seperti ini, pemerintah bisa membuat regulasi yang sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini dan untuk ke depannya,” kata Tonda di sebuah Cafe di Plaza Semanggi belum lama ini.Sementara itu, selain akan membicarakan tentang regulasi, pada ajang Apsat itu akan diadakan diskusi tentang bagaimana memanfaatkan penggunaan satelit seefektif mungkin untuk keuntungan pengguna akhir. Selama ini satelit berperan dalam mengantarkan teknologi internet, seluler, serta peranan komunikasi lainnya. Ke depan, Tonda berharap Indonesia bisa membaca arah teknologi yang akan diimplementasikan. Direktur Apsat 2006 Gunung Kartiko pun berharap dengan ajang itu Indonesia dapat menangkap peluang usaha jasa aplikasi VSAT (very small aperture terminal), terkait dengan kebutuhan di era persaingan bisnis multimedia via satelit.Tahun PentingMenurut Tonda, tahun 2006 merupakan tahun yang sangat penting bagi bidang persatelitan Indonesia. Hal itu karena, di tahun ini Indonesia genap 30 tahun mengoperasikan satelit. Dahulu, tepatnya 17 Agustus 1976, Indonesia merupakan negara pertama yang meluncurkan satelit di Asia dan yang ketiga di dunia.”Satelit merupakan kebanggaan kita yang mengangkat nama Indonesia ke kancah dunia,” tuturnya.Di tahun ini juga, Indonesia menerapkan regulasi di bidang layanan satelit untuk yang pertama kalinya sejak 30 tahun, melalui Peraturan Menteri (Permen) Nomor 13. Namun sejauh ini, Ketua ASSI mengatakan pemerintah sudah cukup bijak dalam menerapkan regulasi seperti tertuang dalam Permen 13 dimana semua satelit harus didaftarkan.”Dengan didaftarkannya semua pengguna satelit, diharapkan ada equal treatment dan kita bisa tahu pasar satelit di Indonesia seperti apa nantinya,” ujarnya. (rou)
Source: https://inet.detik.com/telecommunication/d-589590/indonesia-tuan-rumah-konperensi-satelit-asia-pasifik